Mengapa kita perlu bertaqwa, memperkokoh dan meningkatkan ketaqwaan
kepada Allah; di antara alasannya ialah firman Allah dalam surat ali-
Imran ayat 102:
Hai orang- orang yang
beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar- benar takwa
kepada-Nya dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan mu slim
(berserah diri kepada Allah).
Kemudian terdapat dalam surat al- Hujurat ayat 13; Allah berfirman:
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
Dari
firman Allah tersebut, Allah menjelaskan perlunya bertaqwa itu yaitu
dapat menjalani kehidupan dengan baik dan menjadi kunci utk mendapatkan
keselamatan dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat; kemudian takwa
menjadi ukuran kemuliaan seseoran di sisi Allah dan menurut pandangan
manusia.
Untuk memperkokoh dan meningkatkan kadar ketakwaan kita kepada Allah, ada beberapa cara yaitu:
Pertama; dengan al- mu’ahadah yaitu ingat dengan perjanjian kita kepada Allah swt.
Janji
itu sering kita ikrarkan, misal ketika kita shalat paling sedikit 17
kali kita berjanji kepada Allah untuk menyembah hanya kepada Allah dan
minta pertolongan; baahkan setiap kita membaca surat al-Fatihah ayat 5:
Kepada-Mu kami menyembah dan kepada-Mu kami mohon pertolongan.
Dengan
demikian, setiap kita sudah berjanji untuk menjalankan kehidupan ini
dengan sesuatu yang bernilai ibadah dan Allah sesungguhnya menciptakan
manusia ini dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya. Tentunya ibadah
yang dimaksudkan tidak hanya terbatas pada ibadah shalat, puasa, dzkir
dan sejenisnya, melainkan seluruh kegiatan kita dari pagi sampai pagi
lagi, semua harus bernilai ibadah. Agar semua kegiatan kita bernilai
ibadah, tentunya dengan syarat bahwa kegiatan itu benar, baik dan
dikerjakan dengan niat yang ikhlas, cara yang benar serta dengan tujuan
hanya mengharap ridha Allah swt.
Kedua; dengan al- muraqabah yaitu merasa dekat kepada Allah swt.
Hal
ini perlu karena orang akan merasakan bahwa dia selalu diawasi oleh
Allah dan membuatnya selalu berfikir sebelum berbuat dan tidak berani
menyimpang dari jalan yang telah diatur-Nya. Sikap ini mutlak harus
dilakukan , karena sebenarnya Allah itusangat dekat dengan kita, sesuai
dengan firman Allah swt dalam surat al_hadid ayat 4:
Dan Allah bersama kamu dimana saja kamu berada; dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.
Bahkan
dalam ayat yang lain, dalam surat al-Mujadilah ayat 6: yang intinya
ayat ini menjelaskan bahwa tidaklah kamu perhatikan yang ada dilangit
dan di bumi. Tiada pembicaraan rahasia anatar tiga orang, melainkan
Allahlah yang keempatnya; dan tiada pembicaraan antara lima orang
melainkan Allah yang keenamnya; dan tiada pembicaraan antara jumlah yang
kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Allah ada bersama mereka
dimanapun mereka berada; Kemudian Allah akan memberitakan kepada mereka
pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan; sesungguhnya Allah maha
mengetahui segala sesuatu.
Ketiga; dengan al- Muhasabah atau
menghitung- hitung diri, introspeksi diri yang juga merupakan suatu
keharusan bagi setiap muslim. Apalagi kelak amal manusia akan hitung
oleh Allah swt; karena itu sebelumnya manusia harus menghitung sendiri
amal- amalnya agar dia tahu apakah selama ini dia lebih banyak amal
shaleh atau amal salah. Sahabat nabi Umar ibnu Khattab pernah
mengingatkan dalam ungkapannya:
Hisablah disi kalian sebelum kalian dihisab di kahirat.
Oleh
karena itu, ada baiknya seorang muslim melakukan muhasabah setiap hari,
misalnya menjelasng tidur, dia merenungi apa yang diperjuangkan pada
hari it atau setiap jum’at sekali atau sebulan dan minimal setahun, dia
dapat meningkatkan kualitas hidupnya untuk bekal waktu yang akan datang
termasuk kehidupan di akahira nantinya.
Firman Allah surat al-Hasr ayat 18:
Hai
orang- orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yanv telah di perbuatnya untuk hari
akhirat, dan bertaqwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Keempat; dengan al- mu’aqabah
yaitu memberikan sangsi atau menghukum dirinya sendiri bila tidak
melakukan hal-hal yang semestinya dilakukan, apalagi jika sampai
melakukan maksiat. Perlunya sangsi ini diberlakukan pada diri seseorang
muslim, karena akan membatasi jangan sampai mempermudah terlanggarnya
kesalahan- kesalahan yang lain.
Kelima; dengan al- mujahadah
yaitu bersungguh sungguh dalam menjalankan ajaran Islam. Hal ini karena
Islam memang harus dilakukan dengan penuh kesungguhan; Tanpa
kesungguhan, sangat sulit seorang dapat melakukan ajaran Islam. Shalat
misalnya memerlukan kesungguhan, begitu juga berinfaq, apalagi berjihad
di jalan Allah. Jika seseorang telah memiliki kesungguhan, meskipun
nantinya akanmenghadapi kesulitan dalam beramal, Allah swt akan
memberikan kemudahan baginya dalam mengahdapi kesulitan itu. Allah
berfirman dalam surat al-Ankabut ayat 69:
Dan orang- orang yang berjihad untuk mencari keridhaan
Allah, benar- benar akan Allah tunjukkan kepada mereka jalan- jalan
Allah. Dan sesungguhnya Allah benar- benar beserta orang- orang yang
bwerbuat baik.
Dengan demikian, ketaqwaan kepada Allah harus
kita mantapkan terus karena dengan demikian seorang muslim, akan
memperoleh kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat.